Kendari – LENSASATU.COM || Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara, Ir. Hugua, M.Ling., menjadi narasumber dalam kegiatan Pendidikan dan Pelatihan Daerah (DIKLATDA) Badan Pengurus Daerah Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (BPD HIPMI) Sulawesi Tenggara Tahun 2025 yang digelar di Sahid Azizah Syariah Hotel Kendari, Selasa (9/9/2025).
Kegiatan ini mengusung tema Membentuk Kepemimpinan Berintegritas untuk Indonesia Maju dan dihadiri oleh Sekretaris Jenderal II BPP HIPMI, Ketua BPD HIPMI Sultra, para ketua BPD HIPMI se-Sulawesi Tenggara beserta jajaran, pengurus BPC HIPMI se-Sultra, BAKORDA HIPMI PT Sultra, serta seluruh peserta Diklatda.
Dalam pemaparannya, Wakil Gubernur Ir. Hugua menekankan pentingnya membangun kepemimpinan yang berintegritas, menginspirasi, serta memiliki kematangan emosional. Ia mengutip pandangan tokoh internasional seperti Tony Robbins dan Sigmund Freud, yang menyatakan bahwa keberhasilan seseorang dalam dunia usaha tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan logis, melainkan juga kemampuan mengelola emosi.
“Tony Robbins mengatakan bahwa 80 persen keberhasilan dipengaruhi oleh kematangan emosional, dan hanya 20 persen ditentukan oleh aspek ilmiah atau logika. Sigmund Freud juga menegaskan bahwa 90 persen keputusan manusia dipengaruhi oleh alam bawah sadar, sementara hanya 10 persen ditentukan oleh logika sadar,” jelas Hugua.
Menurutnya, hal ini menjadi penting bagi para pengusaha muda HIPMI dalam membangun usaha maupun organisasi. Ia mengingatkan bahwa kepemimpinan sejati bukanlah soal keahlian administratif, tetapi tentang kemampuan menginspirasi orang lain untuk tumbuh dan berkembang.
“Kepemimpinan adalah bagaimana Anda mampu menginspirasi orang lain. Seorang pemimpin harus mampu membina dan menciptakan calon-calon pemimpin baru di lingkungannya, baik di dunia usaha maupun organisasi,” tegasnya.
Selain membahas kepemimpinan, Hugua juga menyinggung pergeseran peradaban global dari masa ke masa dan posisi strategis Sulawesi Tenggara dalam peta geopolitik dan geoekonomi dunia. Menurutnya, jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I, II, dan III menjadikan wilayah Sultra sebagai titik penting dalam konektivitas perdagangan internasional.
“Kalau dulu Singapura menjadi strategis karena posisinya di jalur perdagangan, maka kini Sulawesi Tenggara juga berpotensi besar menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru. Letak geografis kita menjadikan Sultra bagian dari ekosistem pertumbuhan ekonomi Indonesia,” kata Hugua.
Lebih lanjut, ia menyampaikan visi pembangunan Pemerintah Provinsi Sultra yang dirumuskan bersama Gubernur Andi Sumangerukka dalam kerangka Tricita Aman, Sejahtera, dan Religius, yang merupakan turunan dari Asta Cita Presiden Prabowo. Hugua menjelaskan bahwa keamanan, kesejahteraan, dan spiritualitas menjadi fondasi penting dalam membangun Sulawesi Tenggara.
“Dimensi keamanan tidak hanya ditopang oleh aparat, tetapi juga melalui sinergi dengan seluruh organisasi kemasyarakatan, politik, dan dunia usaha, termasuk HIPMI. Dimensi kesejahteraan kita dorong melalui kerja kolaboratif berbagai dinas, mulai dari kesehatan, pendidikan, hingga infrastruktur. Sementara dimensi religius adalah bagaimana nilai spiritual, kebudayaan, dan Bhinneka Tunggal Ika terus dijaga dalam kehidupan masyarakat,” ungkapnya.
Hugua juga menegaskan empat pilar utama pembangunan Sulawesi Tenggara, yakni sektor pendidikan, kesehatan, agromaritim, dan infrastruktur. Menurutnya, keempat sektor tersebut menjadi pondasi dalam mendorong Sultra menuju pusat pertumbuhan ekonomi nasional.
Di akhir pemaparannya, Hugua mengajak HIPMI Sultra untuk terus melahirkan pengusaha muda berintegritas, yang tidak hanya sukses secara bisnis, tetapi juga memberi inspirasi dan manfaat bagi masyarakat luas.
“Sulawesi Tenggara punya potensi besar menjadi pusat peradaban ekonomi baru. Tugas kita bersama adalah menyiapkan pemimpin-pemimpin muda yang visioner, berintegritas, dan mampu mengelola emosi dalam menghadapi tantangan zaman,” tutupnya.
Editor :red