BONE, LENSASATU.COM – Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) 2024 kurang lebih dua bulan lagi, kini survai pun mulai bermunculan yang isinya cenderung mengangkat elektabilitas calon tertentu.
Aksi Hamsah Salah seorang pengamat politik mengatakan bahwa, hal ini memang kerap dipersoalkan oleh publik. Di setiap event pemilu dan pilkada selalu saja ada yang mempersoalkan hasil survey.
” Terlepas apakah setuju atau tidak setuju dengan hasilnya. Survey adalah produksi sebuah ilmu pengetahuan yaitu ilmu statistik,” kata Aksi, Rabu (11/09/2024).
Mantan ketua KPU Bone ini menjelaskan, survei harus memiliki kaidah-kaidah yang selayaknya diikuti. Ketika sebuah ilmu keluar dari kaidahnya maka keabsahannya bisa dipertanyakan.
Oleh karena itu, ketika ada yang tidak setuju dengan suatu hasil survey, selayaknya juga dibantah dengan ilmu bukan dengan opini setuju atau tidak setuju.
Disebutkan, Salah satu cara membantahnya adalah dengan melakukan survey tandingan dengan menggunakan kaidah yang sama, Sebab jika kaidah yang digunakan berbeda tentu tidak layak juga d sandingkan.
“Persoalan ada lembaga survey yang dibayar, sepertinya tidak perlu juga d persoalkan karena memang sebagian besar lembaga survey merangkap sebagai konsultan dan tim pemenangan dari calon. Dan secara regulasi tidak ada yang mereka langgar,” Ungkapnya
Masih kata Aksi, Untuk menghindari terjebak dalam manipulasi informasi, masyarakat perlu kritis dalam menilai kredibilitas dan objektivitas survei politik.
Selanjutnya, Masyarakat perlu waspada terhadap survei yang hanya menampilkan hasil yang menguntungkan kandidat tertentu tanpa memberikan penjelasan yang detail tentang metode dan data yang digunakan.
Kemudian Ia juga menjelaskan, Media massa juga memiliki peran penting dalam menyajikan informasi survei politik secara objektif dan bertanggung jawab.
” Media harus kritis dalam memilih dan menyajikan informasi survei, serta memberikan ruang bagi berbagai perspektif dan analisis dari para ahli, ” Jelasnya.
” Dengan meningkatkan literasi politik dan kritis terhadap informasi yang beredar, masyarakat dapat menghindari manipulasi dan membuat keputusan yang tepat dalam memilih pemimpin yang berkualitas, ” Pungkasnya.