KENDARI-LENSASATU. COM. ||. Bupati Konawe Utara (Konut) Ir. H. Ruksamin hadir serta ikut sebagai narasumber diskusi interaktif yang digagas oleh Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) Cabang Kendari dengan agenda kegiatan yakni Leaders Talk di Phinisi Ballroom Hotel Claro Kendari.
Adapun Kegiatan Leaders Talk mengusung tema ” Jalan Panjang Mewujudkan Kesejahteraan di Sulawesi Tenggara “.
Dalam Diskusi ini Bupati Konut menyampaikan, ada sebuah gagasan dan masih ada permasalahan yang perlu diselesaikan dan dicarikan solusinya bersama-sama tentang pembangunan Sultra kedepan.
“Permasalahan tersebut seperti pada bidang ekonomi, sosial, sarana dan prasarana, desentralisasi dan otonomi daerah, stabilitas pertahanan dan keamanan, serta sosial budaya dan ekologi,” tuturnya.
Tidak lepas dari hal tersebut permasalahan pada bidang ekonomi, menurut Bupati Konut ini, disamping masih rendahnya daya saing wilayah, lalu kondisi stabilitas makro dan kemandirian fiskal itu masih lemah, dan juga inflasi di Sulawesi Tenggara tercatat saat ini cukup tinggi.
Sementara dibidang sosial masih juga terdapat tingkat kesehatan masyarakat masih di bawah rata-rata nasional, prevalensi stunting lebih tinggi dari angka rata-rata nasional, kualitas SDM pendidikan masih relatif rendah atau nilai IPM lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata IPM nasional, kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pendidikan masih kurang atau capaian APM tingkat SMP masih di bawah capaian APM nasional.
Selanjutnya permasalahan pada Sarana dan Prasarana. Masih terlihat dimana Kondisi infrastruktur-infrastruktur dasar maupun konektivitas masih belum optimal, pendekatan konektivitas multimoda dan antarmoda belum secara optimal dilaksanakan, lalu pengembangan transportasi perkotaan, termasuk pengembangan angkutan umum massal di Kendari, belum juga secara optimal dipersiapkan untuk mengantisipasi peningkatan urbanisasi dan motorisasi, sanitasi dan penanganan persampahan masih rendah, dan yang lebih parahnya adalah risiko bencana yang cukup tinggi, terutama terkait gempa, dan banjir serta sistem ketenagalistrikan belum terinterkoneksi secara menyeluruh dan terdiri dari banyak subsistem kecil terutama di kepulauan.
Tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah dimana permasalahannya adalah regulasi dari institusi masih menjadi faktor penghambat, penyelenggaraan pemerintahan masih belum optimal dalam memanfaatkan teknologi ilmu komunikasi, serta risiko korupsi di Sultra masih relatif tinggi, kemandirian fiskal masih rendah atau masih mengandalkan TKD pusat, kualitas belanja daerah masih rendah dan peningkatan PAD juga masih rendah.
Tentang Stabilitas Pertahanan dan Keamanan, penegakkan stabilitas pertahanan dan keamanan, khususnya pada kawasan perbatasan laut masih kurang optimal. Kurangnya sarana dan prasarana pertahanan serta keamanan menjadi penyebab adanya kegiatan-kegiatan ilegal seperti perdagangan ikan ilegal, penyelundupan obat-obat terlarang dan senjata api.
Tentang Sosial Budaya dan Ekologi, berdasarkan capaian Indeks Ketimpangan Gender (IKG) tahun 2021, ketimpangan gender masih cukup lebar.
Deforestasi, ketersediaan air, kerentanan pesisir, dan bencana masih rawan. Tingginya laju deforestasi tersebut akan berdampak pada meningkatnya ancaman kepunahan tumbuhan dan satwa liar, serta kehilangan jasa ekosistem dan esensial. Kemudian akan mengalami kelangkaan ketersediaan air.
Masih sering terjadi kerusakan lingkungan pada lahan pasca tambang, serta belum optimalnya pengelolaan lahan bekas tambang, yang memberikan nilai tambah ekonomi wilayah.
Sehingga ke depannya dibutuhkan kepemimpinan Sultra, yang memiliki visi untuk mewujudkan Sultra yang maju menuju Indonesia emas 2045.
Semoga hasil diskusi hari ini dapat dinilai oleh masyarakat tentang bagaimana skills, ilmu, ide dan gagasan bagi calon – calon pemimpin di Sulawesi Tenggara.
Reporter : Azman
Editor : Red