TANJUNGBALAI,LENSASATU.COM – Sempat viral di media sosial terkait meninggalnya seorang siswi Sekolah Dasar (SD) di Kota Tanjungbalai pasca di vaksin di sekolahnya, ini tanggapan Dokter S setelah membaca hasil Rekam Medis nya. Rabu, (26/01/2022).
Dokter S ketika di tanya wartawan melalui Whatsapp hasil rekam medis mengatakan, bahwa anak tersebut bukanlah karena Demam Berdarah (DBD) seperti yang di katakan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai, melainkan mengalami leukemia maupun kanker darah.
“Pasien tersebut bukanlah terkena DBD, karena jika DBD maka hematokrit cenderung meningkat dan HB nya jarang rendah. Kalau DBD trombositnya rendah dan hematokrit nya yang meningkat, kalau hematokritnya rendah itu artinya terjadi pengenceran darah, sementara jika DBD seharusnya terjadi pengentalan darah karena perembesan plasma”. Ucapnya.
Dokter S juga membantah pernyataan Kadinkes Kota Tanjungbalai yang mengatakan leukosit anak tesebut 6500 dalam keadaan tidak normal dan menyebabkan si anak mengeluarkan banyak darah.
“Itu salah bang, leukosit senormal-normalnya 5000-10.000 bang, jika leukosit si anak 6500 seperti dikatakan beliau, itu masih dalam keadaan normal”, Kata Dokter S.
Bisa jadi kemungkinan si orang tua belum pernah memeriksakan kondisi anaknya dengan cara cek darah di laboratorium, dan tubuh si anak tidak dapat menerima vaksin sehingga menyebkan pecahnya pembuluh darah anak tersebut, tapi kita juga belum bisa memastikan apakah penyebabkan karena setelah di vaksin atau yang lain. Ada baiknya para orang tua ke depannya memeriksakan kondisi anaknya sebelum di vaksin, karena tubuh manusia ini tidak sama imunnya”. Lanjutnya.
Reporter : HENDRA S
Editor:Agustian