BONE, LENSASATU.COM – Rombongan sekertaris Negara Republik Indonesia biro umum mengunjungi pasar Bajoe didampingi oleh Kepala Dinas perdagangan Bone, Hamzah Sunusi dan pengelola pasar Bajoe, Jumat (28/07/2023).
Disebutkan bahwa Rombongan sekertaris negara berkunjung untuk memonitoring dan memantau sebelum dilakukan penyerahan Pasar Bajoe dari kementerian keuangan dan Perdagangan ke pemerintah daerah Bone
Dahono Pamungkas dari Sekertaris negara mengatakan, Kedatangannya ke lokasi pasar untuk menindaklanjuti surat atas kementrian keuangan terkait rencana Hibah pasar yang nilainya 11 M yang nantinya akan dihibahkan oleh pemerintah kabupaten Bone.
“Jadi kami dalam hal ini untuk melengkapi dokumen hibah dari kementerian keuangan yang disampaikan presiden ( Jokowidodo) sehingga kami memerlukan dokumentasi fisik bangunan terkini yang akan dihibahkan ke pemerintah Bone,” Dahono
Dari hasil monitoring Ia menyayangkan kondisi pasar yang rusak dan tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya sebagi pasar, sehingga banyak pedangan yang berjualan di lokasi parkir pasar.
“Kami menyayangkan sekali kondisi Pasar bajoe yang mana pasar ini adalah pasar percontohan pasar tradisional modern, namun tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya, saya liat dalam pasar kosong yang ramai penjual malahan diluar,” katanya
Disamping itu Dahono berharap, semoga setelah Dilakukan serah terima Hibah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah Kabupaten Bone, pasar dapat dikelola dengan baik dan berguna bagi masyarakat
“Kami disini hanya menindak lanjuti surat dari kementerian keuangan, semoga pertengahan Agustus 2023 persetujuan hibahnya sudah ada dari presiden. Akan tetapi kami akan teruskan kembali ke kementerian keuangan selaku pengelola barang,” ungkapnya.
“Nanti kementerian Keuangan menyerahkan ke Kementerian Perdagangan kemudian lansung diserahkan kepada pemerintah Daerah kabupaten Bone,” Pungkasnya .
Sementara Kepala Dinas (Kadis) Perdagangan Hamzah Sunusi, mengatakan Pasar ini ( Pasar Bajoe) sudah ditempati berjualan 2013 namun beberapa pedangan masi berjualan di lokasi pasar yang lama di Jalan poros pelabuhan
“Setelah diresmikan 2013 itu sudah difungsikan namun masih sunyi karena alasan pedagang jauh dari keramaian, sehingga mereka Masi ngotot berjualan di kompleks pasar lama,” ungkap Kadis Hamzah
Selanjutnya Dikatakan Hamzah di tahun 2014 para pedagang sudah kembali semua berjualan di pasar Bajoe entah kenapa mereka tiba tiba semua keluar ke lokasi parkir berjualan.
“Setelah dilakukan monitoring ini, kami akan mengedukasi para pedagang untuk berjualan kembali ke dalam Pasar karena ini Pernah terlaksana selama satu tahun,” Sebutnya
Menurut Salah satu toko masyarakat H. Amir Bandu mengatakan, seharusnya memang semua pedagang berada didalam dan pemerintah menambah bangunan dibelakang pasar karena masih ada kelebihan tanahnya.
“Kalau saya setuju kalau semua pedagang masuk didalam, disitu dipisahkan penjual pakaian, sembako dan sayuran dan dibelakang itu penjual ikan dan pengunjung masuk di pintu utama saja,” Jelas H. Amir Bandu.
Karena kata H. Amir, dibelakang itukan masih ada kelebihan tanahnya, tinggal pemerintah yang bagaimana menata dan membangun los atau tempat untuk pedagang ikan.
H. Amir menyebutkan bahwa, memang pedagang ikan ini tidak setuju kalau mereka harus berjualan didalam, soalnya pasar Bajoe adalah sentralnya Ikan.
“Jam satu malam itu Pedagang dari sinjai dari Wajo pokoknya dari Kabupaten lain ada semua kesini kan ada 2 musim, musim Timur dan musim Barat. Kalau musim Timur, Ikan dari Kabupaten Sinjai, Kajang dan Barru yang kesini. Tapi kalau musim Barat ikan dari sini yang ke Barru, Sinjai, Kajang bahkan ke Makassar”, Tambahnya
Disamping itu Dia mengatakan pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam penataan didalam pasar, masih kata dia, didalam itu harus dibongkar karena tidak bisa ditampung semua pedagang yang terdaftar
“Jangan sampai ada lagi menjual diluar karena tidak dapat tempat sehingga yang lain ikut lagi menjual, kalau nanti setelah penyerahan kalau pemerintah mau merenovasi didalam saya siap,” Tuturnya
Diketahui pasar Bajoe yang dibangun oleh kementerian perdagangan Republik Indonesia bekerjasama Pemerintah Kabupaten Bone melalui Dana tugas pembantuan/Stimulasi fisikal tahun anggaran 2009.
Dan diresmikan lansung oleh DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH., Msi., MH. Yang menjabat Gubernur Sulawesi Selatan pada saat itu. tanggal 6 April 2011, sebagai Pasar percontohan Tradisional modern
Reporter : Jumardi Ricky
Editor : Red