BONE, LENSASATU.COM – Komisi lV DPRD Kabupaten Bone laksanakan Rapat bersama Mitra kerja perangkat daerah dengan agenda rapat Evaluasi program/kegiatan perangkat daerah TA 2024.
Rapat dipimpin oleh Ketua Komisi dr. A. Ryad Baso Padjalangi, S.Ked. didampingi Wakil ketua Komisi A. Muhammad Salam serta Anggota Komisi A. Muhammad Wahyu dan Rangga Risa Swara di ruang rapat Komisi lV gedung DPRD Bone, Kamis (31/08/2023).
A. Ryad pada saat membuka rapat mengatakan, Bapak Ibu diundang Hadir sebagai mitra, selain fungsi Budgeting dan fungsi pengawasan terkait Anggaran yang selama ini Bapak Ibu gunakan
Selanjutnya Ketua komisi lV mempersilahkan mitra kerja untuk memaparkan progres kegiatannya anggaran tahun 2023.
Salah satu Mitra kerja yang paling disoroti diantaranya Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bone yang memiliki pagu 354.673.356.000 Miliar per 30 Agustus telah tercapai secara fisik 51,26% dan keuangan 45,92 %
Kata drg. Yusuf Tolo, M.Kes Sekertaris Dinkes mengatakan adapun sisa anggaran yang belum terialisasi masi ada 205.814.000.000 miliar.
“Dana yang tersisa adalah proyek fisik yang belum terialisasi karena menggunakan pencairan sistem permin dan selebihnya kami optimis berapa bulan terakhir kami akan maksimalkan dalam waktu yang singkat,” Ucap Dokter Yusuf.
Saat kembali ketua komisi mempertanyakan Dana Alokasi Umum (DAU) Earmarking diberikan Dinkes, drg. Yusuf menjawa bahwa Dinkes diberikan 10 Miliar di parsial l dan diparsial ll dikurangi 2,2 miliar jadi totalnya 7,8 miliar.
“Yang tersisa itu kami gunakan untuk menutupi dana obat dan termasuk membangun koridor BLUD RS Datu Pancaitana dengan Anggaran 350 juta” Jawab dokter Yusuf
Karena menurut drg. Yusuf koridor tersebut penting karena gedung baru RS Pancaitana yang berlantai dua tidak maksimal, sebab pasien tidak bisa di naikkan ke lantai 2 tanpa lift.
“Kami berperinsif kalau gedung lama dan gedung baru dihubungkan dengan koridor pasti lantai dua gedung baru ini juga bisa digunakan,” Ungkapnya.
Sementara Andi Ryad menyampaikan bahwa, perjanjian awal 10 Miliar dana DAU Earmarking termasuk juga disupportlah RS Pancaitana kenapa ditengah jalan RS Pancaitana tidak memiliki X-rays ( rontgen ).
Disamping itu Andi Ryad juga mempertanyakan, Kenapa 7,8 Miliar ini sebagian besar diperuntukkan untuk fisik ada apa kemudian anggaran sosialisasi mencapai 100 juta.
Andi Ryad menyebutkan, Kalau mau kembalikan dana yang dibayarkan ke BPJS perbaiki alatnya sebagai standar awal. Jangan harapkan ada PAD besar yang masuk ke Pancaitana kalau sistem utama X-rays itu tidak ada.
“Saya tidak tau ini makanya saya undang dan ada laporan saya terima mudah mudahan tidak ada tersangkut dalam urusan begini, kebetulan background saya dokter tentu hal utama penegakan diagnosa salah satu pendukungnya adalah X-rays selain pemeriksaan lab,” sebutnya
Masi kata Dia, kalau drg. Yusuf pernah bilang nanti di parsial ke ll baru ada itu X-rays namun dokter Yusuf sendiri tidak bisa memastikan
“Sekarang bagaimana, tidak ada X-rays di Pancaitana, ibaratnya Pancaitana sekarang hidup pun tak layak matipun tidak mau itu yang dialami sekarang,” Katanya.
Ketua komisi lV dari fraksi partai Golkar ini berharap, Semoga masuk perubahan ada X-rays kalau tidak ada bahaya, karena pasti dipertanyakan.
“Kenapa ditekankan ini fisik ketimbang alat alat kesehatan yang bisa kembali premimkan uang BPJS yang 117 miliar, kalau kau pake X-rays pasti kembali dananya karena ada disitu biaya pemakaian X-rays BPJS bayar disitu.” Tuturnya
Reporter: Jumardi Ricky
Editor : Red