SERGEI, LENSASATU.COM – Kepala Desa (Kades) Khoirul Anwar Rangkuti yang akrab disapa warga Erwin tidak berada di kantor,saat puluhan emak – emak kembali datangi Kantor Desa Pematang Pelintahan Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang Bedagai,Kamis (27/1/2022) Pukul 09.45 Wib.
mencari solusi secepatnya.
Namun kedatangan puluhan emak -emak berakhir dengaan kekesalan, karna 2 jam menunggu kepala desa tidak berada ditempat.Kekesalan tersebut dituangkan dengan melakukan orasi ditengah jalan di depan kantor desa.
Dari pantauan awak media para pengujuk rasa sempat melakukan blokade jalan bagi kenderaan yang melintas.”Dimana bapak kepala desa yang mengatakan kami sudah mampu,suruh dia menghadap kami yang telah dia keluarkan,karena kami dianggap sudah mampu,” ujar Masdewani Siregar (43) warga Dusun I, Desa Pematang Pelintahan.
Dan tunjukkan kepada kami yang mana dikatakan masyarakat tidak mampu.Apa yang rumahnya permanen besar,punya mobil,kenderaannya banyak itu yang dikatakan mampu,mata kepala desa ini sudah ditutupi dan telinganya sudah tuli tidak mau tau mengenai kondisi yang mana masyarakat miski dan yang mampu Dikantor ini tempat pengaduan masyarakat tetapi malah kepala desanya tidak ada dikantor padahal ini masih waktu jam kerja. Mana tanggung jawabnya sebagai kepala desa yang janjinya kemarin untuk memberikan jalan keluar bagi kami yang katanya khilaf,ujar Masdewani Siregar lagi.
Sebelumnya emak- emak ini sempat mengatakan pencabutan dari daftar PKH dan Sembako karena ada unsur kesengajaan,karena sebagian besar warga yang dicabut bantuan itu dianggap oleh kepala desa adalah lawan politiknya.Kebetulan saat ini di desa Pematang Pelintahan akan
diselenggarakan pemilihan Pilkades di bulan Maret 2022.”Kenapa pak kades tak berani jumpa kami,apa dia takut tak jadi kepala desa”sorak emak-emak.
Selanjutnya Hariono yang juga Ketua Karang Taruna Desa Pematang Pelintahan menyampaikan bahwa pihak Pemdes Pematang Pelintahan sudah sembarangan mengverifikasi data 92 orang yang sebelumnya penerima bantuan sosial.
“Saya juga melihat warga desa bernama Abdul Karim Dalimunthe dikeluarkan karna dengan alasan sudah meninggal dunia,padahal bapak itu masih hidup.Dan saya juga mendengar warga biasa tapi dibilang anggotaTNI/Polri.Ini jelas rekayasa mengenai laporan data dan perbutan tindak pidana ,” ujar Hariono.
Hampir lebih 2 jam emak-emak menduduki kantor desa dan berangsur -angsur kembali membubarkan diri.Selanjutnya awak media ini sempat menanyakan salah satu Kadus yang kebetulan singgah ke kantor desa, tentang ada atau tidak adanya musawarah desa perihal verfikasi data kepada warga penerima Pkh dan Sembako,dan mengatakan” Tidak tahu tentang musyawarah itu dan merasa tidak pernah di undang oleh pihak pemerintah desa.”ungkap Kadus.
Sementara Kaur Desa yang ada di kantor tersebut mengatakan bahwa Kepala Desa tidak bisa dihubungi dan nomor Handphonnya tidak aktif.
Salah satu emak sampaikan kekesalan kepada kepala desa yang tidak berada di kantor desa Pematang Pelintahan,Kecamatan Sei Rampah Kab.Sergai.
Reporter:Syafruddin
Editor:Agustian