Warga Minta Stop Pengangkutan Pasir Kuarsa PT. Walie Tampas Citratama Didusun Krasak Lubuk Besar

BANGKA TENGAH, LENSASATU.COM- Hampir saja terjadi bentrok antara warga Dusun Krasak Desa Nadi Kecamatam Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah dengan para sopir truk pasir kuarsa.

Bentrok ini dipicu oleh kekesalan para sopir truk pasir kuarsa, lantaran jalan menuju ke lokasi tambang pasir kuarsa PT Walie Tampas Citratama di Dusun Krasak Desa Nadi ini diputuskan oleh warga.

Jalan yang melewati perkebunan sawit warga tersebut sengaja dipersempit dengan menggunakan eksavator. Sehingga jalan tidak bisa dilalui oleh truk pasir kuarsa.
Awalnya keributan terjadi, karena sopir truk kesal mereka terpaksa tidak bisa menuju lokasi tambang pasir kuarsa.

Sementara warga beralasan pihak perusahaan tanpa permisi menggunakan jalan yang dibuat oleh warga tersebut sebagai jalan untuk mengangkut pasir kuarsa.
Akibatnya keributan pun tak bisa dielakan. Kedua kubu bertahan dengan alasan dan alibi masing-masing.

Dua orang anggoga polisi yang kebetulan berada di lokasi berusaha untuk melerai keributan tersebut.
Bahkan saat keributan mulai memanas dan para sopir mulai tersulut amarahnya, warga yang sebelumnya menolak jalan mereka dilalui truk pasir kuarsa, terpaksa melarikan diri walaupun sempat dikejar oleh para supir dan warga tersebut berhasil lolos.
Peristiwa ini terjadi pada Rabu (16/3/2022) sekitar pukul 15.00 WIB hingga pukul 17.00 WIB.

BACA JUGA :  22 Tahun Pengabdian, AKABRI 1999 Peduli Gelar Vaksinasi dan Bagikan Paket Sembako

Menurut Andi salah sorang warga, mereka menolak aktivitas angkutan pasir kuarsa melewati jalan mereka karena khawatir tanaman sawit mereka terganggu pertumbuhannya. Selain itu jalan jadi rusak, berdebu dan mengganggu aktivitas masyarakat sekitar yang akan berkebun dan melewati jalan tersebut
“Jalan itu bukan dibuat oleh perusahaan. Tapi mereka kok yang pakai jalan itu yang dilewati truk-truk bermuatan sangat berat. Jalan itu sebentar saja bisa rusak, ” ujarujar Andi

Andi Khawatir gara-gara aktivitas truk pasir ini akan mengganggi pertumbuhan sawti mereka dan juga tanaman lainnya di sekitar jalan tersebut.
“Pihak perusahaan ini juga tidak izin. Kok mereka pakai jalan warga. Kalau memang ada usaha, buat jalan sendiri yang yidak mengganggu warga sekitar,” tukasnya

BACA JUGA :  Kadin Sultra Tetapkan Strategi Baru Hadapi Tantangan Ekonomi

Andi juga berharap distop untuk aktivitas kegiatan tersebut karena khawatir jalan warga akan rusak dan tidak bisa digunakan lagi, tambahnya
Hal serupa juga diakui Kadus Budi Holi yang mengatakan pihak perusahaan tidak menemui dirinya dan meminta izin mengunakan jalan warga tersebut.
“karena truk angkutan itu melewati jalan warga tanpa meminta izin terlebih dahulu, selain itu juga melewati jalan HKM (Hutan Kemasyarakatan) dan HL (Hutan Lindung) “, tegas budi

Kita sangat keberatan dengan adanya aktivitas pengangkutan pasir kuarsa oleh PT Wali Tambas Citratama, dalam waktu dekat ini saya bersama pihak HKM akan menemui manajemen PT Walie Tampas Citratama,tukasnya
Kami berharap pihak perusahaan mengerti keresahan warga kami ini. Jalan itu adalah jalan warga. Jika di lewati truk-truk pasir kuarsa bisa saja cepat rusak,” tutup budi

Namun hal ini belum diketahui oleh Kepala Desa Nadi yakni Yadi, saat dikonfirmasi belum mengetahui hal tersebut
“belum ada warga yang melapor ke saya, jadi saya tidak tahu hal ini”, jawab yadi

BACA JUGA :  Ciptakan Generasi Qur'an,HIPMI Konsel Wakafkan Alqur'an ke Pondok Pesantren

Sementara itu Iwan yang disebut-sebut sebagai pengelolah dan penanggungjawab PT Walie Tampas Citratama sempat dihubungi Tim media ini untuk konfirmasi. Tetapi Iwan belum bersedia.
“Nanti saya sedang online, ” ujar Iwan singkat.

Atas kejadian yang hampir saja menyebabkan bentrok antara warga dengan sopir truk pasir kuarsa ini, warga meminta aparat keamanan dan pihak berwenang memeriksa semua perizinan terkait tambang pasir kuarsa di Dusun Krasak tersebut.

Warga juga meminta pihak perusahaan untuk sementara menghentikan aktivitas pengangkutan pasir kuarsa sebelum terjadi kesepakatan bersama warga. Sehingga kedepannya aktivitas perusahaan pasir kuarsa ini tidak merugikan warga sekitar.

Sementara itu Bupati Bangka Tengah Algafri saat dihubungi tim media ini, berjanji akan menyelidiki informasi yang disampaikan tim media ini.
“Terimakasih informasinya, saya sekarang masih di Jakarta. Nanti saya cek,” ujar Algafry.

Reporter : Aldo

Editor: Agustian

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *