BIMA-LENSASATU.COM-Masa lalu telah membuktikan bahwa HMI memiliki posisi strategis pada negara dan agama, untuk meneruskan perjuangan dan bertanggung jawab untuk mentrasfomasih nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan dalam segala aspek kehidupan.
HMI harus mampu menjadi penggerak untuk berdakwah, dalam mengimplementasi nilai-nilai syariat islam sebelum mengaktualkan nilai-nilai keindonesiaan. Dia harus mampu memprovokasi perihal sosial dalam membentuk masyarakat kontemperer, seperti pemuda-pemuda yang memiliki etos perjuangan.
Karena posisi orang tua sudah habis masanya tinggal bagaimana pemuda hadir sebagai kuesioner (Instrumen) dalam menggerakan pembaharuan di segala lini kehidupan.
Sebagai Generasi Pembaharu, HMI mengambil andil untuk kebaikan umat. Seperti menggerakan dakwah dalam mempertahakan dakwah islamiyah. Seperti halnya “Hasan Al-banah ” IKHWANUL MUSLIM” (Persaudaran Muslim) Yang terus menggerakan tubuh dan jiwanya dalam berdakwah pada tempat ,ngopi,mesjid, di jalan, Perjuangan hasan albanah memberikan indikasi bagi pemuda agar terus berjuang dalam garis berdakwah untuk umat islam dan indonesia.
Pejuang dakwa seperti hasan albanah yang tetap tegar melawan arus pergolakan politik di kairoh dulu membuat dirinya tetap berkonsisten pada ghironya. Layaknya seperti Nahkoda yang membawah penumpang pake kapal besar untuk mencapai tujuannya, seperti ungkapan Kanda alam “Dunia ini hanya di wariskan pada orang yang memiliki potensi maksimal dan pengalaman teruji”.
Berangkat dari perjuangan hasan albanah HMI harus betul-betul mempermantapkan nilai aqidah supaya menjadi manusia yang mutaqqin sehingga tercapai tujuan founding father “Terbinanya mahasiswa Islam Menjadi Insan Ulil Albab Yang Turun Bertanggung Jawab Atas Terwujudnya Tatanan Masyarakat Yang Di Ridhoi Oleh Allah Swt.
HMI bukan hanya sekedar jago dalam aspek, orasi, berpidato pada keilmuan umum tetapi harus ada gerakan dakwah yang mengkhususkan seperti , ceramah, sholat akbar, mengusahakan mengaji, beserta ibadah lainnya karena HMI harus terus memproyeksi nilai kebaikan dalam kehidupan.
Posisi HMI bukan titik fokusnya pada persoalan kenegaraan tapi yang lebih urgen adalah bagaimana mengkokohkan negara indonesia menjadi manusia yang bersifat dan berkarakter mutaqin hanya kepada allah swt. Karena banyak persoalan tentang politik HMI bukan hadir sebagai pelurus tetapi malah membelok pada hal keburukan, hal seperti ini pelik kali terjadi di setiap ungkapan para alumni HMI maupun para politisi.
Kalau kata rocky gerung pada saat webinar HMI. HMI bukan lagi mengkroscek tentang kegagalan jokowi tetapi sejauh mana HMI menuntaskan problem oligarki tersebut. Ungkapan Bagian kepemudaan HMI pengurus Besar ( PB) , Sejarah telah mencatat bagaimana HMI peran andil dalam menyelesaikan masalah negara. Sering kali melihat pemuda yang mengagungkan sejarah orang dulu lalu posisi HMI sekarang telah sampai mana dalam menuntaskan goncar gancirnya negara saat ini.
Himpunan mahasiswa islam telah melakukan satu gerakan pembaharuan seperti “Ngaji HMI setiap hari jum,at, itu telah menunjukan bahwa HMI memang benar secara historis dan sampai era kekinian
Perihal di atas sedikit memberikan penekanan pada HMI .Bahwa HMI harus lebih kreatif untuk memberikan ide kreatif sehinggal menghasilkan inovatif demi keberlanjutan Dakwahnya.
Namun Di balik itu, ada persoalan yang harus di jawab oleh HMI yang menganggu eksistensi pemuda. Seperti krisisnya moralitas, dehumanisasi pemuda dan masyarakat, ini semua karena faktor politik pemerintah yang cemderung pada oligarki dan melegitimasi kebijakan dan menuntut masyarakat untuk mengikuti sehingga dari hal itu bisa menekan psikologis mereka akhirnya moralitas yang berimbas
Tantangan yang di hadap oleh HMI cukup berat untuk menanggulangi persoalan moral yang pada dasarnya harus di gali baru bisa mengkotruktif. Krisis moral karena atas dasar pendangkalan nilai aqidah dan akhlak, maka HMI harus menjadi lokomotif bagi pemuda dan masyarakat, cara apa yang efisien untuk mengurangi kemerosotan nilai moral.
Kata danarto dalam bukunya (kembali akar dan kesumber) “penulis abdul hadi” Menurunnya kesejahteraan dalam kehidupan bukan faktornya ekonomi atau pendidikan penyebabnya moralisasi dan dehumanisasi.
Betham Juga mengatakan manusia hanya mencari plesure dan heppenes ( Kesenangan Dan Kebahagiaan) kalau kata imanuel Kant binatang juga bisa, paling tidak manusia memiliki moral yang tinggi itu yang membedakan.
Nilai Moralitas bagaikan berlian yang terus di poles sehingga menghasilkan nilai estetika . Berangkat dari masalah di atas bahwa HMI harus lebih gerakan cepat ( Gercep) dalam menjalankan dakwah lewat , fb,youtub,Instagram, dari hal yang paling terkecil seperti ini menunjukan bahwa HMI masih memiliki nilai ikhtiar dalam membentuk manusia insan ulil albal dan Insan Kamil.
Maka dari krisisnya masalah moral di harapkan HMI sebagai nahkodan atau pemimpin dalam membimbing pemuda dan masyarakat karena ini salah satu dakwah HMI.
Dakwah HMI harus lebih modern berdasarkan pada tuntuntan zaman sehingga dapat nilai etika dan estetisnya.
Bukankah di katakan dalam hadis : “Barang siapa yang menunjukkan kepada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti orang yang melaksanakannya”
( Rasulullah pernah bersabda: “Barangsiapa yang melihat kemungkaran, maka cegahlah dengan tanganmu, apabila belum bisa, maka cegahlah dengan mulutmu, apabila belum bisa, cegahlah dengan hatimu, dan mencegah kemungkaran dengan hati adalah pertanda selemah-lemah iman.”Penulis Anjas.