Titik awal Perjuangan Polri yang telah Dilupakan Pemkab Jombang

JOMBANG, LENSASATU.COM|| Pada peringatan HUT Bhayangkara Ke – 76 Tahun 2022. Kepolisian R I, telah melenyapkan sejarah perjuangan Brimob ( Pasukan elite Polri ) dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan R I, pada Agresi Belanda ke – II Tahun 1948 dimana, saat itu Pasukan Brimob telah berjuang mati – Matian merebut kemardekaan dari tangan penjajah, bermodalkan perlengkapan sejata yang boleh dibilang jauh dari modern seperti sekarang namun berkat semangat dan jiwa patriotisme yang tinggi mereka dengan gigih melawan sang penjajah yang hendak meng – injak bumi pertiwi Indonesia tercinta.

Sebagai saksi dari perjuangan mereka, bisa dibuktikan dengan adanya beberapa catatan sejarah perjuangan yang masih tersisa, diantaranya sebuah patung sebagai simbul perjuangan prajurit Brimob dan prasasti, yang saat ini bisa kita lihat di halaman SDN Banyuarang I yang berlokasikan di dusun . Plemahan . Desa Banyuarang. Kecamatan Ngoro. Kabupaten Jombang Jawatimur.

BACA JUGA :  DPD Permatani Muna: Rusman Emba-Bachrun Labuta Harus Ciptakan Terobosan Baru di Bidang Pertanian dan Nelayan di Muna

Kepala sekolah ( Kasek ) Slamet, kepada awak media mengatakan, sangat menyayangkan sikap dari Pemkab Jombang dan Polres Jombang, yang kurang memperhatikan situs -situs sejarah perjuangan bangsa, hal ini dibuktikan hilang dan rusak nya bekas Markas Brimob yang ada di dusun Plemahan yang sekarang tidak bisa kita saksikan lagi karena sudah hilang tidak berbekas , saat ini tinggal. Tanah pekarangan yang ditumbuhi rumput – rumput liar tidak ada tanda – tanda sama sekali bahwa, dilokasi tersebut pernah berdiri bangunan yang pernah dijadikan asrama Pasukan Brimob.tuturnya. rabu (22/6/2022).

“Saya prihatin dengan keadaan yang demikian padahal untuk berjuang merebut kemerdekaan dan mempertahankan itu butuh perjuangan yang berart dan bertaruhkan nyawa tapi generasi penerusnya melupakan itu semua, kalau yang ada di lokasi SDN kondisinya terjaga dan terawat memang itu kita pelihara dan kita tanamkan nilai – nilai sejarah kepada anak didik kita jangan sampai punah dan kita jadikan yang tersisa dihalaman SD itu sebagai cagar budaya ,” katanya.

BACA JUGA :  Pj. Gubernur Sultra Mendampingi Langsung Wapres RI Tinjau Penanganan Stunting di Kendari

Ditambahkan oleh Kepala sekolah, ” bahwa lokasi dimana yang ada patung perjuangan itu, dulunya adalah tanah pekarangan milik seorang paranormal di dusun Plemahan. Karena kecintaannya kepada Kemerdekaan dan perjuangan Pasukan Brimob maka tanah tersebut diberi cuma – cuma kepada Brimob yang kalau itu digempur habis – habisan oleh tentara Belanda dan terdesak yang akhirnya bertahan dihalaman SD itu dan bisa bertahan dari gempuran tentara Belanda dan Brimob bisa terselamatkan, ” imbuhnya.

BACA JUGA :  Tumbuhkan Semangat Pemuda yang Peduli, KNPI Sultra Gelar Bakti Sosial

Sementara seorang warga setempat Achmad ( 57 ) menceriterakan dulu sewaktu menjelang ulangtahun Kepolisian tanggal 1 Juli pernah diadakan lomba lari 10 K dengan start di samping SDN Banyuarang I dan finish di Polres Jombang , itu dilaksanakan sekitar tahun 80 an dan setelah itu tidak pernah diadakan lagi Sampek sekarang “. Pada waktu itu saya lupa siapa Kapolresnya tapi seingat saya ya cuman sekali itu saja pihak Kepolisian mengadakan acara. Yang memakai lokasi di bekas lokasi perjuangan polisi padahal dari tahun 80 Sampek sekarang sudah berapa kali berganti Kapolres tapi rupanya tidak ada yang memperhatikan lokasi bekas perjuangan Polisi , “tutupnya.

Reporter :Aidil
Editor : Agus

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.