Metro Kota

Heboh Pedagang Hewan Kurban Batam Merugi

215
×

Heboh Pedagang Hewan Kurban Batam Merugi

Sebarkan artikel ini

Batam, Lensasatu.com||- Pedagang hewan kurban di Batam mengalami kerugian. Sebanyak 177 ekor ternak kambing yang diangkut dari Lampung Tengah mati usai tiba di Batam

Ketua Asosiasi Pedagang Peternak Sapi dan Kambing, Kota Batam, Mustofa menyebutkan hal ini cukup merugikan pedagang ternak yang mendatangkannya.

Kerugian pedagang mencapai ratusan juta, dengan estimasi setiap ekor dijual Rp 2,5 juta. Dan ketika dikalikan 177 ekor, maka total kerugian mencapai Rp 442.500.000.

BACA JUGA :  Menyoal Insentif Atlet Sultra tak Kunjung di Bayar, Ketua BEM UMK Mendukung Aksi FKPMI

Rata-rata pedagang pastinya rugi, karena kambing mereka di kandang ada yang mati,” katanya, Senin (4/7/2022).

Sedangkan total kambing yang selamat dan sehat saat tiba disebutkannya berjumlah 2.770 ekor.

Mustofa menjelaskan, ada beberapa faktor kambing mati saat perjalanan ataupun ketika tiba di kandang maupun saat karantina.

Faktor pertama karena perjalanan jauh dari Lampung Tengah menuju Batam dengan sistem port to port, ditambah lagi perjalanan ini membutuhkan waktu yang lama hingga 3-4 hari. “Bangkai kambing dibuang ke laut semua,” kata Dia.

BACA JUGA :  Menyoal Penugasan Kepsek, Bupati Wakatobi Kembali di Tegur!! Parah ?

Lalu faktor kedua, kemungkinan pakan kambing yang habis di perjalanan. Padahal sebelum berangkat prediksi pakan mencukupi sampai ke tempat tujuan.

“Kambing itu lebih rakus daripada sapi, satu ekor sapi memakan rumput hanya satu ikat dalam sehari, sedangkan kalau satu ekor kambing itu memakan dua ikat dalam sehari,” jelasnya.

Ia menilai, kebijakan pengiriman hewan ternak secara port to port tidak efektif. Karena akan mengakibatkan hewan kambing mati lemas. “Jadi memang lebih berisiko,” ucapnya.

BACA JUGA :  Umkm Muna Barat Tunjukkan Produk Unggulan di Munas Kadin Indonesia

Reporter : Aidil
Editor       : Editor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *