TANJUNGBALAI,LENSASATU.COM – Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 828/MENKES/SK/IX/2008, Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah upaya terpadu lintas program dan lintas sektor dalam rangka meningkatkan kemampuan hidup sehat selanjutnya membentuk perilaku hidup sehat anak usia sekolah yang berada di sekolah. (KemenKes, 2015).
Sedangkan menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Usaha Kesehatan Sekolah adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan peserta didik pada setiap jalur, jenis, dan jenjang pendidikan mulai TK/RA sampai SMA/SMK/MA (KemPenBud, 2012).
Namun tidak hal nya di Sekolah Dasar (SD) 138430 Jalan Bawal, Lingkungan V, Kelurahan Pematang Pasir, Kecamatan Teluk Nibung Kota Tanjungbalai, UKS tidak di pungsikan sebagai mana mestinya. Hal tersebut terungkap setelah salah seorang siswa kelas IV mengalami luka pada dagu terjatuh akibat lantai licin dan mengalami luka robek. Rabu. (6/02/2020)
Ketika dikonfirmasi Selasa 5/02/2022 dirumahnya, M. Aulia As’ari Putra mengatakan kepada wartawan yang di dampingi orang tuanya Vefa. Ketika sedang malakukan piket dan saat itu juga siswa tersebut jatuh sehingga menyebabkan luka bagian dagu.
“Saat itu saya sedang ngepel om, dan saat sedang jln, saat itu juga saya jatuh karena lantai licin, saat itu juga teman saya langsung memberi tau guru bahwa saya jatuh, tapi bapak guru nyuruh saya menunggu guru saya masuk, sambil megangi dagu saya nunggu dalam kelas om”, ucapnya.
Orang tua dari siswa tersebut mengetahui setelah anak tersebut pulang dengan baju ada bercak darah dan pada saat itu juga orang tua tersebut membawa ke salah satu mantri untuk dilakukan pengobatan.
“Saya tau setelah anak saya pulang sekolah, saya lihat baju anak saya ada darah dan dalam keadaan khawatir, saya langsung membawa anak saya ke mantri untuk di obati dan mendapatkan 3 jahitan pada dagu, seharusnya bagian bibir juga, tapi karena anak saya sudah kesakitan, makanya tidak saya lanjutkan”. Tuturnya.
Setelah saya mengobati anak saya, saya langsung mendatangi ke sekolah untuk mempertanyakan hal tersebut, namun respon dari beberapa guru yang saya temui, tidak ada yang memberikan solusi maupun etika baik. Saya sebagai orang tua, merasa kecewa terhadap sekolah tersebut karena tidak ada respon terhadap siswa yang mengalami cidera, apa lagi sampai mengeluarkan darah, jika terjadilah sesuatu pada anak saya, siapa yang harus bertanggung jawab”, lanjutnya.
Kepala Sekolah Asnan saat dikonfirmasi di ruangannya mengatakan bahwa itu memang kelalaian dari pihak sekolah karena tidak langsung merespon hal tersebut.
“Saya mewakili guru-guru disini meminta maaf karena kelalaian kami. Pada saat kejadian, saya sedang tidak berada di sekolah sehingga saya baru mengetahui pagi ini”, ucapnya.
Ketika di tanyakan soal ruangan UKS, Kepala Sekolah tersebut mengatakan, bahwa ruangan UKS ada namun tidak berpungsi karena dekat dengan Puskesmas.
“Ruangan UKS ada, hanya saja karena dekat dengan Puskesmas makanya tidak berpungsi”, katanya.
Kepala Sekolah di dampingi 3 guru lainnya, mendatangi rumah aulia untuk melihat keadaan siswa tersebut dan memberikan tali asih untuk biaya perobatan.
Ketika di pertanyakan Wali kelas dari siswa tersebut, Kepala Sekolah mengatakan bahwa beliau sedang tidak masuk karena pergi keluar kota, sehingga di gantikan oleh guru lain. Dalam hal ini, pihak sekolah dianggap lalai dan tidak mempungsikan ruangan UKS sebagai mana mestinya.
Ketika wartawan datang dengan baik-baik mempertanyakan keberadaan Kepala Sekolah, salah seorang oknum guru di duga telah menantang wartawan dengan mengatakan “jangan mentang-wartawan petentengan” (Dengan nada tinggi).
Reporter : Hendra Syahputra