Siapkah Indonesia Sambut Metaverse?

JAKARTA, LENSASATU.COM – Konsep metaverse yang digembar-gemborkan raksasa teknologi Meta kembali menjadi perbincangan. Tak hanya Meta, sederet raksasa teknologi tengah menuju ke Metaverse.
Tentu saja sebagian masyarakat dunia sebagai pasar teknologi tengah bersiap, termasuk Indonesia.

Namun sudah siapkah Indonesia menghadapi teknologi ‘dunia baru’ tersebut?

Pakar keamanan siber dari CISSReC, Pratama Persadha mengatakan bentuk lain dari metaverse sebetulnya sudah ada. Hanya saja metaverse menjadi perbincangan di khalayak ramai karena diluncurkan oleh raksasa teknologi yang sebelumnya bernama Facebook Inc. tersebut.

Menurutnya dunia baru metaverse akan menjadi tantangan untuk Indonesia, maka dari itu persiapan harus segera dilaksanakan.

BACA JUGA :  Penyebab Memori Hp Android Penuh dan Cara Mengatasinya

“Ini menjadi tantangan serius, apakah negara punya cukup regulasi untuk mengatur metaverse nantinya. Karena ini kan seperti tanah wilayah tapi di wilayah siber. Bagaimana regulasinya, apakah kita siap atau tidak, masih ada waktu 1-2 tahun untuk negara siap menghadapi ini,” kata Pratama, Kamis (16/12).

Persiapan tersebut perlu dilakukan karena metaverse yang hadir bersama dengan tumbuhnya teknologi jaringan 5G akan membawa banyak hal baru.

“Metaverse akan datang bersamaan dengan 5G yang semakin masif. Jelas metaverse membutuhkan lebih banyak data dan kecepatan dari 5G akan sangat menunjang. Jadi ini akan sangat banyak sekali hal baru,” ujarnya.

BACA JUGA :  IPhone Buat Fitur Face ID Baru, Bisa Kenali Wajah Meski Pakai Masker

“Termasuk transaksi di metaverse bagaimana teknisnya dan bagaimana skema pajaknya. Jangan sampai kita kesulitan seperti saat ini menarik pajak dari Google dan FB,” imbuhnya.

Stakeholder Metaverse di Indonesia

Sejumlah otoritas pemerintahan seperti Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memiliki pekerjaan rumah untuk menangani tantangan tersebut.

“Ini menjadi PR serius, Kemenkeu, BI dan OJK harus mulai melihat ini sebagai ancaman dan peluang bagi sektor keuangan,” jelas Pratama.

BACA JUGA :  Samsung diam-diam luncurkan tablet Galaxy Tab A9

Selain itu sejumlah lembaga pertahanan dan keamanan seperti BSSN, BIN, TNI dan Polri juga disebut Pratama perlu melihat ini sebagai tantangan terhadap pertahanan keamanan ke depan.

“Karena bila negara tidak siap, maka masyarakat akan secara otodidak dan otomatis masuk tanpa bekal apapun. Ini berbahaya karena bisa menyedot potensi ekonomi kita, transaksi terjadi di metaverse misalnya tanpa melewati negara,” jelasnya.

Dikarenakan implikasinya sangat besar bagi kehidupan manusia di masa mendatang, maka persiapan untuk menghadapi ‘dunia baru’ metaverse perlu dilakukan.(Int)

Editor : Ainun

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *